Minggu, 06 Mei 2012

LEE MYUNG-BAK



Mungkin sebagian kita tidak kenal dengan sosok Lee Myung-bak, dia adalah seorang presiden Korea Selatan yang terpilih pada tahu 2007. Tahukah anda bahwa perjalanan hidup Lee tidak semulus seperti kebanyakan presiden yang lainnya, kisah perjalanan hidupnya penuh dengan kesusahan dan penderitaan. Ketika Lee masih kecil dia hanya makan seadanya karena orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh kasar, ia sarapan dengan memakan ampas gandum, itupun tidak ia perolah dengan Cuma-Cuma atau dari pemberian dari orang lain melainkan ia memperolehnya dari penyulingan minuman keras, bisa dibilang Lee waktu kecil hanya memakan “sampah”. Ketika waktu makan siang pun, karena dia tidak memiliki makanan sehingga rasa laparnya ia ganjal dengan air minum, ketika makan malam pun ia hanya makan ampas gandum karena memang tidak memiliki makanan yang lain.
Ketika masa remaja Lee menjadi pedagang makanan kecil dan es krim  keliling untuk membantu ekonomi keluarganya. Kegiatan ini dilakukannya diantara waktu sengggangnya, karena dia harus bersekolah, meskipun demikian dia juga masih ke sulitan untuk mengisi perutnya, apalagi untuk membeli keperluan sekolah, sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul “There is No Myth”, yang diterbitkan kali pertama pada tahun 1995.
Meskipun Lee hidup dalam kesusahan, namun Lee tidak menyerah begitu saja, Lee memiliki teakat yang kuat untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi, sehingga ia bekerja keras untuk mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah tingkat SMA. Pada tahu 1995 keluarganya pindah ke Seoul untuk memperbaiki perekonomian keluarga, namun di Seoul ternyata nasib keluarganya tidak berubah, orangtuanya hanya berprofesi sebagai penjual sayur dijalanan. Saat itu Lee mulai lepas dari orang tuanya, dia bekerja sebagai buruh  bangunan. Ketika itu ia bercita-cita ingin menjadi pegawai, kenangnya dalam otobiografinya.
Setelah lulus SMA, karena prestasinya bagus Lee di terima di Korea University, universitas yang sangat diminati oleh para pelajar dikota itu, untuk membayar biaya sekolah Lee bekerja sebagai tukang sapu jalanan. Saat di bangku kuliah inilah, perjalanan hidup Lee mulai berubah, ia mulai kenal dengan politik dan terpilih sebagi dewan Mahasiswa, ia juga sempat terlibat dalam aksi demo mahasiswa anti-pemerintah, akibatnya ia sempat dihukum penjara percobaan pada tahun 1964. Vonis hukuman tersebut ternyata hampir memupuskan cita-citanya menjadi pegawai, karena lamarannya untuk bekerja di Hyundai Grup tidak diterima, karena pihak Hyundai takut jika pemerintah akan marah jika Lee diterima. Namuun Lee tidak menyerah, ia putar otak supaya lamarannya diterima, kemudian ia mengirimkan surat yang ditujukan ke kantor kepresidenan, isi surat tersebut bernada memelas yang intinya memohon kepada pemerintah untuk tidak menghancurkan masa depannya, ternyata surat tersebut menyentuh hati sekertaris negara, sehingga sekneg meminta Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.
Diperusahaan inilah Lee mampu menunjukkan bakatnya, ia mampu menyelesaikan permasalahan apapun yang dihadapkan kepadanya, karena itu ia mendapat julukan “buldozer”, salah satu karyanya yang fenomenal adalah mempreteli buldozer sampai habis untuk mengetahui cara kerjanya, dikemudian hari Hyundai memang mampu memproduksi buldozer.
Kemampuan Lee membuat kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, karir Lee muali melesat, ia diangkat menjadi pimpinan tertinggi di divisi konstruksi, meski ia baru bekerja selama 10 tahun. Di divisi inilah pada periode 1970-1980 seolah menjadi mesin uang bagi Hyundai karena pada waktu itu Korea sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang bagus sehingga pembangunan fisik marak dilakukan.
Setelah bekerja di Hyundai selama 30 tahun Lee mulai masuk keranah politik dengan menjadi anggota dewan pada tahun 1992, kemudian pada tahun 2002 ia terpilih menjadi walikota Seoul, dan pada tahun 2007 Lee yang masa kecilnya serba kesusahan dan kerja keras itu terpilih sebagai orang nomor satu di Korea Selatan, kisah ini merupakan pembuktian bahwa dengan keyakinan dan kerja keras, setiap orang berhak untuk sukses.”Succes is My Right” yakni sukses adalah hak siapa saja.
Kisah nyata Lee Myung-bak yang dimulai dari kemelaratan yang luar biasa tersebut hingga berhasil menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata bahwa setiap orang mampu untuk mengubah nasibnya. Jika orang yang hidup dengan kemelaratan saja bisa, bagaimana dengan anda ? Mulailah dengan keyakinan yang kuat, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan kesuksesan akan terbuka bagi siapapun. Selamat berjuang.
Sumber :
http://www.emotivasi.com/2008/08/15/kisah-lee-myung-bak/#more-400

Tidak ada komentar:

Posting Komentar