Jumat, 11 Mei 2012

Sepenggal Kisah Sukses Chung Ju-Yung

Chung Ju-Yung


Tidak banyak orang yang mengetahui siapa sebenarnya Chung Ju-Yung, mungkin sebagian orang tahu bahwa dia adalah pendiri Hyundai, namun tahukah anda bahwa dibalik kesuksesannya sekarang ini, dia harus merintis bisnisnya dari nol dan harus berganti-ganti profesi untuk sekedar mencukupi kebutuhan makan dan sedikit membantu ekonomi keluarga, karena dia sebagai anak sulung sehingga secara otomatis ikut bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup adik-adiknya. Chung Ju-Yung merupakan anak dari seorang petani, memiliki tujuh orang adik (5 laki-laki dan 2 perempuan), dia tinggal di daerah pegunungan di utara Korea.

Semasa kecil Chung Ju-Yung ikut membantu orang tuanya mengolah lahan pertanian, di sinilah orang tuanya menggembleng Chung agar menjadi petani yang tangguh. Sudah menjadi kebiasaan orang tuanya sejak lama yaitu bekerja keras, mereka bekerja mulai dari pagi buta sampai larut malam untuk bekerja di ladang, kebiasaan ini mereka tanamkan pada anaknya (Chung), sejak usianya 10 tahun ia dibangunkan oleh ayahnya jam 04.00 pagi untuk mulai berangkat ke ladangnya yang berjarak sekitar 8 Km ditengah terpaan udara dingin dan mata yang masih mengantuk.

Selain membantu orang tuanya, Chung  juga bersekolah, begitu pulang sekolah sudah ada pekerjaan yang menunggunya, meskipun demikian Chung  mampu menyelesaikan pendidikan SD pada tahun 1931, walaupun menurut Chung ia hampir tidak mendapatkan apa-apa di bangku sekolah, mungkin karena kecapekan sehingga mengantuk dan tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran.

Ketika bekerja di ladang ,Chung sering bertanya didalam hati “apakah ia akan bekerja membanting tulang begini terus sampai tua dengan hasil yang tidak menentu?”Bukankah lebih baik menjadi kuli bangunan yang memiliki hasil yang lebih pasti? Karenanya ia sampai kabur 4 kali untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan hasil yang lebih banyak. Suatu ketika di masa senggangnya yang sempit, ia meluangkan waktu untuk pergi ke kantor pemerintahan sekedar untuk membaca koran yang dapat dibaca oleh umum. Di koran itu ia terinspirasi oleh cerita bersambung “Bumi” yang ditulis oleh penulis populer Lee Kwang-Soo, cerita ini memberikan inspirasi pada Chung dan ia sangat mengagumi tokoh utama dalam cerita tersebut meskipun ia tidak menyadari bahwa cerita tersebut merupakan cerita fiksi, akibatnya ia menjadi keranjingan untuk pergi ke Seoul untuk belajar ilmu hukum, dan ia bertekad ingin menjadi pengacara yang hebat, dikemudian hari pengetahuannya tentang hukum turut membantunya dalam meniti karir.

Suatu saat Chung merasa bosan kerja keras di ladang dengan hasil yang tak menentu, olehkareaitu ia memutuskan untuk kabur bersama temannya untuk menjadi kuli bangunan di daerah Chungjin, namun ia ditemukan oleh ayahnya dan disuruh pulang kembali. Pada tahun yang sama Chung kabur bersama dengan teman-temannya untuk belajar disekolah akunting dengan bekal mencuri uang ayahnya sebanyak 70 won (dari hasil menjual sapi milik ayahnya). Disekolah ini ia sangat giat belajar, bahkan disela-sela belajarnya ia sering membaca riwayat Napoleon, Biografi Abraham Lincoln dan Sam Kok(Jiga Kerajaan). Namun brosur sekolah akuntingnya sebagian tercecer di rumah sehingga orangtuanya menyusul Chung ke sekolah tersebut dan memaksa Chung untuk pulang kembali.

Singkat cerita Chung pindah ke Seoul bersama keluarganya, disana ia membuka toko kelontongnya bernama Kyongil Firm. Ia mengelola bisnis sendiri dan belajar manajemen bisnis, sebagai hasilnya ekonomi keluarganya mulai membaik. Namun pada tahun 1937 Jepang melancarkan agresi militer ke Cina dan Korea sehingga membuat bisnisnya bangkrut. Pada 1 Februari 1940 Chung mendirikan bengkel mobil bernama “A do Service” dengan modal 5.000 won yang ia kumpulkan dari tabungannya dan dari pinjaman langganannya, namun baru 5 hari dibuka, bengkelnya dilalap api. Chung tidak putus asa begitu saja, ia kemudian membuka bengkel lagi dengan modal 3.000 won dari pinjaman langganannya, namun bengkelnya selalu didatangi polisi Jepang lantaran belum memiliki surat izin, untuk menghindari masalah, ia menarik hati polisi itu dan mengikuti sarannya agar sedikit menyembunyikan papan nama tokonya sehingga tidak terlalu kelihatan ketika polisi lewat.

Bengkelnya menerapkan strategi baru dengan menerapkan efisiensi kerja dan ketepatan waktu sehingga mampu menangani pekerjaan lebih cepat daripada rivalnya. Strategi ini dikemudian hari diterapkan menjadi kode rahasia Hyundai dan sekaligus menjadi pondasi dalam mengembangkan Hyundai Motor Company. Hyundai grup akhirnya berkembang menjadi perusahaan yang tidak hanya berbasis pada mobil. Terdapat pula perusahaan elektronik , industri berat, konstruksi serta Finance & services.
Sumber :
http://suarapengusaha.com/2012/05/07/mooryati-soedibyo-jadi-pengusaha-itu-tidak-sulit/
http://suarapengusaha.com/2012/04/21/ini-dia-jessica-pendiri-perusahaan-fengsui-untuk-logo/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar