Mungkin sebagian
kita tidak kenal dengan sosok Lee Myung-bak, dia adalah seorang presiden Korea
Selatan yang terpilih pada tahu 2007. Tahukah anda bahwa perjalanan hidup Lee
tidak semulus seperti kebanyakan presiden yang lainnya, kisah perjalanan
hidupnya penuh dengan kesusahan dan penderitaan. Ketika Lee masih kecil dia
hanya makan seadanya karena orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh kasar, ia
sarapan dengan memakan ampas gandum, itupun tidak ia perolah dengan Cuma-Cuma
atau dari pemberian dari orang lain melainkan ia memperolehnya dari penyulingan
minuman keras, bisa dibilang Lee waktu kecil hanya memakan “sampah”. Ketika
waktu makan siang pun, karena dia tidak memiliki makanan sehingga rasa laparnya
ia ganjal dengan air minum, ketika makan malam pun ia hanya makan ampas gandum
karena memang tidak memiliki makanan yang lain.
Ketika masa
remaja Lee menjadi pedagang makanan kecil dan es krim keliling untuk membantu ekonomi keluarganya.
Kegiatan ini dilakukannya diantara waktu sengggangnya, karena dia harus
bersekolah, meskipun demikian dia juga masih ke sulitan untuk mengisi perutnya,
apalagi untuk membeli keperluan sekolah, sebut Lee dalam otobiografinya yang
berjudul “There is No Myth”, yang diterbitkan kali pertama pada tahun 1995.
Meskipun Lee
hidup dalam kesusahan, namun Lee tidak menyerah begitu saja, Lee memiliki teakat
yang kuat untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi, sehingga ia bekerja keras
untuk mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah tingkat SMA. Pada tahu 1995
keluarganya pindah ke Seoul untuk memperbaiki perekonomian keluarga, namun di
Seoul ternyata nasib keluarganya tidak berubah, orangtuanya hanya berprofesi
sebagai penjual sayur dijalanan. Saat itu Lee mulai lepas dari orang tuanya,
dia bekerja sebagai buruh bangunan.
Ketika itu ia bercita-cita ingin menjadi pegawai, kenangnya dalam
otobiografinya.
Setelah lulus
SMA, karena prestasinya bagus Lee di terima di Korea University, universitas
yang sangat diminati oleh para pelajar dikota itu, untuk membayar biaya sekolah
Lee bekerja sebagai tukang sapu jalanan. Saat di bangku kuliah inilah,
perjalanan hidup Lee mulai berubah, ia mulai kenal dengan politik dan terpilih
sebagi dewan Mahasiswa, ia juga sempat terlibat dalam aksi demo mahasiswa
anti-pemerintah, akibatnya ia sempat dihukum penjara percobaan pada tahun 1964.
Vonis hukuman tersebut ternyata hampir memupuskan cita-citanya menjadi pegawai,
karena lamarannya untuk bekerja di Hyundai Grup tidak diterima, karena pihak
Hyundai takut jika pemerintah akan marah jika Lee diterima. Namuun Lee tidak
menyerah, ia putar otak supaya lamarannya diterima, kemudian ia mengirimkan
surat yang ditujukan ke kantor kepresidenan, isi surat tersebut bernada memelas
yang intinya memohon kepada pemerintah untuk tidak menghancurkan masa depannya,
ternyata surat tersebut menyentuh hati sekertaris negara, sehingga sekneg
meminta Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.
Diperusahaan
inilah Lee mampu menunjukkan bakatnya, ia mampu menyelesaikan permasalahan
apapun yang dihadapkan kepadanya, karena itu ia mendapat julukan “buldozer”,
salah satu karyanya yang fenomenal adalah mempreteli buldozer sampai habis untuk
mengetahui cara kerjanya, dikemudian hari Hyundai memang mampu memproduksi
buldozer.
Kemampuan Lee
membuat kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya
itu, karir Lee muali melesat, ia diangkat menjadi pimpinan tertinggi di divisi
konstruksi, meski ia baru bekerja selama 10 tahun. Di divisi inilah pada
periode 1970-1980 seolah menjadi mesin uang bagi Hyundai karena pada waktu itu
Korea sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang bagus sehingga pembangunan
fisik marak dilakukan.
Setelah bekerja
di Hyundai selama 30 tahun Lee mulai masuk keranah politik dengan menjadi
anggota dewan pada tahun 1992, kemudian pada tahun 2002 ia terpilih menjadi
walikota Seoul, dan pada tahun 2007 Lee yang masa kecilnya serba kesusahan dan
kerja keras itu terpilih sebagai orang nomor satu di Korea Selatan, kisah ini
merupakan pembuktian bahwa dengan keyakinan dan kerja keras, setiap orang
berhak untuk sukses.”Succes is My Right” yakni sukses adalah hak siapa saja.
Kisah nyata Lee Myung-bak yang dimulai dari kemelaratan yang luar biasa
tersebut hingga berhasil menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah
contoh nyata bahwa setiap orang mampu untuk mengubah nasibnya. Jika orang yang
hidup dengan kemelaratan saja bisa, bagaimana dengan anda ? Mulailah dengan
keyakinan yang kuat, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan kesuksesan akan
terbuka bagi siapapun. Selamat berjuang.
Sumber :
http://www.emotivasi.com/2008/08/15/kisah-lee-myung-bak/#more-400