Jumat, 11 Mei 2012

Bermula dari “Anak Bengkel” Menjadi Bos Bengkel



Pada kesempatan kali ini penuilis terinspirasi dari kisah perjalanan bisnis seseorang yang dulunya sebagai karyawan di sebuah bengkel bubut, kemudian ia berusaha untuk mengubah nasibnya dengan membuat bengkel sendiri yang dirintisnya dari nol, berikut kisahnya:
Pada permulaan hijrah dari kampung menuju kota metropolitan ini dengan maksud untuk mengubah nasib, Supono bekerja disebuah bengkel bubut dengan bermodalkan pengetahuan yang seadanya yang diperolehnya sewaktu belajar di SMK. Pada saat itu Supono menyadari bahwa dirinya hanya memiliki kemampuan yang masih dibawah standar bila dibandingkan dengan rekan kerjanya yang lain yang lebih senior, namun kekurangannya itu tidak membuat dirinya merasa rendah diri tetapi sebaliknya ia terus belajar untuk memperbaiki dirinya dengan sungguh-sungguh dan dengan tekad yang kuat, sehingga kekurangan yang ada pada dirinya itu dimata bosnya tertutupi dengan semangat kerjanya yang “membara” sehingga dengan semangatnya dalam belajar itu mampu untuk meningkatkan keahliannya dalam bekerja, hingga ia diakui oleh rekan kerja dan bosnya sendiri akan keahlian yang dimilikinya.
Namun setelah mendapatkan pengakuan akan keahliannya itu, ternyata tidak dibarengi dengan kesejahteraan dalam keluarganya, meskipun gaji sudah naik beberapa kali. Maklum sebagai karyawan, gaji yang diperoleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, jangankan untuk menabung, untuk membayar biaya pendidikan anak pun kadang kewalahan.
 Olehkarena itu pak Supono terinspirasi untuk membuat bengkel sendiri, dengan bermodalkan sebuah mesin yang ia beli dari menyisihkan sebagian gaji yang diperoleh dan dengan pengalaman kerja yang cukup matang ia menyewa tempat untuk memulai wirausaha. Wirausahanya dimulai dengan mencari pelanggan yang dulu pernah dilayaninya sewaktu menjadi karyawan, ternyata tidak sulit unuk meyakinkan pelanggan karena sudah saling kenal sebelumnya, dengan adanya pesanan yang cukup banyak dari pelanggannya, ia mulai kewalahan, akhirnya ia memberanikan diri untuk mencari seorang karyawan dan meminjam sejumlah uang dari bank untuk membeli mesin produksi dengan jaminan sebidang tanah yang ia tempati, ternyata cukup sulit untuk meyakinkan pihak bank, hingga tempat usahanya disurvei beberapa kali takut jika uang yang dipinjamnya tidak kembali, namun dengan jaminan sebidang tanah yang ia tempati tersebut mampu untuk membuat pihak bank mengabulkan permintaannya untuk meminjam sejumlah uang. Dengan demikian sedikit demi sedikit usahanya semakin maju.
Tempat usaha yang ia beri nama CV.Sunan Agung Teknik ini yang berlokasi di Jl. Pasar Kemis, km 0,5 , Jatiuwung, Komplek UTU, Tangerang.  Telp 021 593 090 67.  CV ini menerima jasa pembubutan, milling, CNC, survace grinding, wire cut dll. Meskipun sudah berdiri sejak tahun 2003 CV ini masih menyewa lahan untuk tempat usahanya, sehingga terpikirkan olehnya untuk memiliki tempat usaha sendiri, akhirnya ia membeli sebidang tanah di Sangiang Jaya , tepatnya di pinggir Jl. Prabu Kian Santang untuk sebagai tempat usaha yang barunya.
                Kepada penulis beliau yang kini memiliki tujuh orang karyawan dan telah menunaikan rukun islam yang kelima, berbagi tips dalam menjalankan bisnisnya yaitu selalu berusaha untuk menjaga kepercayaan pelanggannya yaitu dengan memenuhi janji yang telah disepakati bersama dengan pelanggan, selain itu beliau selalu menjaga kualitas produk yang dihasilakan, memenuhi dead time yang diminta pelanggan, menjual produk dengan harga yang bersaing dan ini yang terpenting dari beliau yaitu “sesibuk-sibuknya kita dalam bekerja, sempatkanlah untuk mendirikan sholat” atau jangan tinggalkan sholat, karena bagi H.Supono sholat itu adalah sangat penting.
Alhamdulillah dengan kesungguhannya dalam berwirausaha dan atas izin dari Allah SWT, usahanya dapat berjalan lancar dan terus berkembang. Semoga kita dapat mencontoh keberhasilannya dan menerapkan kiat-kiat suksesnya dalam memulai wirausaha hingga kita memeperoleh kesuksesan, amin. Alamat dan no telpon di atas adalah benar adanya dan bisa digunakan untuk melakukan pemesanan. Semoga bermanfaat.

Sepenggal Kisah Sukses Chung Ju-Yung

Chung Ju-Yung


Tidak banyak orang yang mengetahui siapa sebenarnya Chung Ju-Yung, mungkin sebagian orang tahu bahwa dia adalah pendiri Hyundai, namun tahukah anda bahwa dibalik kesuksesannya sekarang ini, dia harus merintis bisnisnya dari nol dan harus berganti-ganti profesi untuk sekedar mencukupi kebutuhan makan dan sedikit membantu ekonomi keluarga, karena dia sebagai anak sulung sehingga secara otomatis ikut bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup adik-adiknya. Chung Ju-Yung merupakan anak dari seorang petani, memiliki tujuh orang adik (5 laki-laki dan 2 perempuan), dia tinggal di daerah pegunungan di utara Korea.

Semasa kecil Chung Ju-Yung ikut membantu orang tuanya mengolah lahan pertanian, di sinilah orang tuanya menggembleng Chung agar menjadi petani yang tangguh. Sudah menjadi kebiasaan orang tuanya sejak lama yaitu bekerja keras, mereka bekerja mulai dari pagi buta sampai larut malam untuk bekerja di ladang, kebiasaan ini mereka tanamkan pada anaknya (Chung), sejak usianya 10 tahun ia dibangunkan oleh ayahnya jam 04.00 pagi untuk mulai berangkat ke ladangnya yang berjarak sekitar 8 Km ditengah terpaan udara dingin dan mata yang masih mengantuk.

Selain membantu orang tuanya, Chung  juga bersekolah, begitu pulang sekolah sudah ada pekerjaan yang menunggunya, meskipun demikian Chung  mampu menyelesaikan pendidikan SD pada tahun 1931, walaupun menurut Chung ia hampir tidak mendapatkan apa-apa di bangku sekolah, mungkin karena kecapekan sehingga mengantuk dan tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran.

Ketika bekerja di ladang ,Chung sering bertanya didalam hati “apakah ia akan bekerja membanting tulang begini terus sampai tua dengan hasil yang tidak menentu?”Bukankah lebih baik menjadi kuli bangunan yang memiliki hasil yang lebih pasti? Karenanya ia sampai kabur 4 kali untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan hasil yang lebih banyak. Suatu ketika di masa senggangnya yang sempit, ia meluangkan waktu untuk pergi ke kantor pemerintahan sekedar untuk membaca koran yang dapat dibaca oleh umum. Di koran itu ia terinspirasi oleh cerita bersambung “Bumi” yang ditulis oleh penulis populer Lee Kwang-Soo, cerita ini memberikan inspirasi pada Chung dan ia sangat mengagumi tokoh utama dalam cerita tersebut meskipun ia tidak menyadari bahwa cerita tersebut merupakan cerita fiksi, akibatnya ia menjadi keranjingan untuk pergi ke Seoul untuk belajar ilmu hukum, dan ia bertekad ingin menjadi pengacara yang hebat, dikemudian hari pengetahuannya tentang hukum turut membantunya dalam meniti karir.

Suatu saat Chung merasa bosan kerja keras di ladang dengan hasil yang tak menentu, olehkareaitu ia memutuskan untuk kabur bersama temannya untuk menjadi kuli bangunan di daerah Chungjin, namun ia ditemukan oleh ayahnya dan disuruh pulang kembali. Pada tahun yang sama Chung kabur bersama dengan teman-temannya untuk belajar disekolah akunting dengan bekal mencuri uang ayahnya sebanyak 70 won (dari hasil menjual sapi milik ayahnya). Disekolah ini ia sangat giat belajar, bahkan disela-sela belajarnya ia sering membaca riwayat Napoleon, Biografi Abraham Lincoln dan Sam Kok(Jiga Kerajaan). Namun brosur sekolah akuntingnya sebagian tercecer di rumah sehingga orangtuanya menyusul Chung ke sekolah tersebut dan memaksa Chung untuk pulang kembali.

Singkat cerita Chung pindah ke Seoul bersama keluarganya, disana ia membuka toko kelontongnya bernama Kyongil Firm. Ia mengelola bisnis sendiri dan belajar manajemen bisnis, sebagai hasilnya ekonomi keluarganya mulai membaik. Namun pada tahun 1937 Jepang melancarkan agresi militer ke Cina dan Korea sehingga membuat bisnisnya bangkrut. Pada 1 Februari 1940 Chung mendirikan bengkel mobil bernama “A do Service” dengan modal 5.000 won yang ia kumpulkan dari tabungannya dan dari pinjaman langganannya, namun baru 5 hari dibuka, bengkelnya dilalap api. Chung tidak putus asa begitu saja, ia kemudian membuka bengkel lagi dengan modal 3.000 won dari pinjaman langganannya, namun bengkelnya selalu didatangi polisi Jepang lantaran belum memiliki surat izin, untuk menghindari masalah, ia menarik hati polisi itu dan mengikuti sarannya agar sedikit menyembunyikan papan nama tokonya sehingga tidak terlalu kelihatan ketika polisi lewat.

Bengkelnya menerapkan strategi baru dengan menerapkan efisiensi kerja dan ketepatan waktu sehingga mampu menangani pekerjaan lebih cepat daripada rivalnya. Strategi ini dikemudian hari diterapkan menjadi kode rahasia Hyundai dan sekaligus menjadi pondasi dalam mengembangkan Hyundai Motor Company. Hyundai grup akhirnya berkembang menjadi perusahaan yang tidak hanya berbasis pada mobil. Terdapat pula perusahaan elektronik , industri berat, konstruksi serta Finance & services.
Sumber :
http://suarapengusaha.com/2012/05/07/mooryati-soedibyo-jadi-pengusaha-itu-tidak-sulit/
http://suarapengusaha.com/2012/04/21/ini-dia-jessica-pendiri-perusahaan-fengsui-untuk-logo/




Minggu, 06 Mei 2012

LEE MYUNG-BAK



Mungkin sebagian kita tidak kenal dengan sosok Lee Myung-bak, dia adalah seorang presiden Korea Selatan yang terpilih pada tahu 2007. Tahukah anda bahwa perjalanan hidup Lee tidak semulus seperti kebanyakan presiden yang lainnya, kisah perjalanan hidupnya penuh dengan kesusahan dan penderitaan. Ketika Lee masih kecil dia hanya makan seadanya karena orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh kasar, ia sarapan dengan memakan ampas gandum, itupun tidak ia perolah dengan Cuma-Cuma atau dari pemberian dari orang lain melainkan ia memperolehnya dari penyulingan minuman keras, bisa dibilang Lee waktu kecil hanya memakan “sampah”. Ketika waktu makan siang pun, karena dia tidak memiliki makanan sehingga rasa laparnya ia ganjal dengan air minum, ketika makan malam pun ia hanya makan ampas gandum karena memang tidak memiliki makanan yang lain.
Ketika masa remaja Lee menjadi pedagang makanan kecil dan es krim  keliling untuk membantu ekonomi keluarganya. Kegiatan ini dilakukannya diantara waktu sengggangnya, karena dia harus bersekolah, meskipun demikian dia juga masih ke sulitan untuk mengisi perutnya, apalagi untuk membeli keperluan sekolah, sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul “There is No Myth”, yang diterbitkan kali pertama pada tahun 1995.
Meskipun Lee hidup dalam kesusahan, namun Lee tidak menyerah begitu saja, Lee memiliki teakat yang kuat untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi, sehingga ia bekerja keras untuk mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah tingkat SMA. Pada tahu 1995 keluarganya pindah ke Seoul untuk memperbaiki perekonomian keluarga, namun di Seoul ternyata nasib keluarganya tidak berubah, orangtuanya hanya berprofesi sebagai penjual sayur dijalanan. Saat itu Lee mulai lepas dari orang tuanya, dia bekerja sebagai buruh  bangunan. Ketika itu ia bercita-cita ingin menjadi pegawai, kenangnya dalam otobiografinya.
Setelah lulus SMA, karena prestasinya bagus Lee di terima di Korea University, universitas yang sangat diminati oleh para pelajar dikota itu, untuk membayar biaya sekolah Lee bekerja sebagai tukang sapu jalanan. Saat di bangku kuliah inilah, perjalanan hidup Lee mulai berubah, ia mulai kenal dengan politik dan terpilih sebagi dewan Mahasiswa, ia juga sempat terlibat dalam aksi demo mahasiswa anti-pemerintah, akibatnya ia sempat dihukum penjara percobaan pada tahun 1964. Vonis hukuman tersebut ternyata hampir memupuskan cita-citanya menjadi pegawai, karena lamarannya untuk bekerja di Hyundai Grup tidak diterima, karena pihak Hyundai takut jika pemerintah akan marah jika Lee diterima. Namuun Lee tidak menyerah, ia putar otak supaya lamarannya diterima, kemudian ia mengirimkan surat yang ditujukan ke kantor kepresidenan, isi surat tersebut bernada memelas yang intinya memohon kepada pemerintah untuk tidak menghancurkan masa depannya, ternyata surat tersebut menyentuh hati sekertaris negara, sehingga sekneg meminta Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.
Diperusahaan inilah Lee mampu menunjukkan bakatnya, ia mampu menyelesaikan permasalahan apapun yang dihadapkan kepadanya, karena itu ia mendapat julukan “buldozer”, salah satu karyanya yang fenomenal adalah mempreteli buldozer sampai habis untuk mengetahui cara kerjanya, dikemudian hari Hyundai memang mampu memproduksi buldozer.
Kemampuan Lee membuat kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, karir Lee muali melesat, ia diangkat menjadi pimpinan tertinggi di divisi konstruksi, meski ia baru bekerja selama 10 tahun. Di divisi inilah pada periode 1970-1980 seolah menjadi mesin uang bagi Hyundai karena pada waktu itu Korea sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang bagus sehingga pembangunan fisik marak dilakukan.
Setelah bekerja di Hyundai selama 30 tahun Lee mulai masuk keranah politik dengan menjadi anggota dewan pada tahun 1992, kemudian pada tahun 2002 ia terpilih menjadi walikota Seoul, dan pada tahun 2007 Lee yang masa kecilnya serba kesusahan dan kerja keras itu terpilih sebagai orang nomor satu di Korea Selatan, kisah ini merupakan pembuktian bahwa dengan keyakinan dan kerja keras, setiap orang berhak untuk sukses.”Succes is My Right” yakni sukses adalah hak siapa saja.
Kisah nyata Lee Myung-bak yang dimulai dari kemelaratan yang luar biasa tersebut hingga berhasil menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata bahwa setiap orang mampu untuk mengubah nasibnya. Jika orang yang hidup dengan kemelaratan saja bisa, bagaimana dengan anda ? Mulailah dengan keyakinan yang kuat, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan kesuksesan akan terbuka bagi siapapun. Selamat berjuang.
Sumber :
http://www.emotivasi.com/2008/08/15/kisah-lee-myung-bak/#more-400